Frekuensi penyakit gagal ginjal kronis cenderung terus meningkat setiap
tahunnya di seluruh dunia. Salah satu faktor penyebabnya adalah
peningkatan penderita diabetes dan juga tekanan darah tinggi.
"Diabetes
menyumbang 25 persen dari penyebab gagal ginjal kronik. Hipertensi juga
salah satu faktor risiko namun masih diteliti karena tekanan darah
tinggi juga bisa sebagai komplikasi dari gangguan penyakit ginjal
lanjut," kata dr.Dharmeizar, Sp.PD, Ketua Perhimpunan Nefrologi
Indonesia dalam media edukasi dalam rangka hari ginjal sedunia di
Jakarta (6/3/12).
Penyakit ginjal kronik (PGK) disebabkan karena
hilangnya fungsi ginjal secara perlahan akibat meningkatnya produk sisa
dan cairan dalam darah, yang seharusnya dibuang oleh ginjal yang normal
melalui urin.
"Gejalanya jarang kelihatan sehingga kebanyakan
orang tidak sadar dan baru berobat dalam kondisi gagal ginjal kronik,"
kata Dharmeizar.
Untuk itu mereka yang termasuk dalam kelompok
beresiko tinggi menderita PGK dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
fungsi ginjal secara rutin. Mereka yang beresiko antara lain orang
berusia di atas 50 tahun, menderita diabetes, tekanan darah tinggi,
merokok, obesitas, serta adanya riwayat PGK dalam keluarga.
"Setahun
sekali minimal lakukan pemeriksaan darah dan urin untuk mengetahui
fungsi ginjal. Bila sudah terlanjur di stadium lanjut kondisinya tidak
bisa dikembalikan ke stadium awal, karenanya yang terbaik adalah
pencegahan," katanya.
Dia menjelaskan, kadar gula darah yang
tidak terkontrol pada pasien diabetes bisa memicu kerusakan glomerulus
(pembuluh darah halus yang merusakan tempat penyaringan darah di
ginjal). Kondisi ini jika dibiarkan terus bisa menyebabkan ginjal
kehilangan kemampuan menyaring darah sehingga terjadi gagal ginjal.
Gagal
ginjal kronik bisa berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir.
Jika ini terjadi maka ginjal berhenti berfungsi dan pilihannya hanya
hemodialisis (cuci darah) atau cangkok ginjal.
Agar tidak sampai
terjadi komplikasi pada ginjal, pasien diabetes harus disiplin
mengontrol kadar gula darah dan tekanan darahnya. Selain itu pasien juga
harus menghindari obat-obatan yang bersifat nefrotoksik seperti obat
penghilang nyeri atau obat amniglikosid.
No comments:
Post a Comment